LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
BIMBINGAN DAN KONSELING PESERTA DIDIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling Peserta Didik
Oleh
Syamsul Rijal
1003801
Penjas 2 A
S-1 PGSD PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SUMEDANG
2011
KATA PENGANTAR
Maha suci Allah, tiada kata yang pantas kita ucapkan selain puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya sampai saat ini kita masih dapat merasakan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakan pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah dasar, indentifikasi masalah bimbingan dan konseling disekolah dasar. Bab kedua berisikan pengertian bimbingan dan konseling menurut para ahli, kedudukan bimbingan dalam pendidikan, tujuan, fungsi, jenis, prinsip-prinsip dan asas-asas dalam bimbingan dan konseling, pelaksanaan observasi dan wawancara di SD, proses wawancara dan observasi serta hasil dari observasi dan wawancara bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Bab ketiga berisikan mengenai kesimpulan dan saran.
Adapun maksud dan tujuan Pembuatan Makalah ini adalah sebagai upaya untuk mendukung Proses Pembelajaran dan melengkapi salah satu matakuliah Bimbingan dan Konseling Peserta Didik.
Berbagai kendala dan kesulitan yang hampir mematahkan semangat penulis dalam menyelesaikan makalah ini dapat teratasi berkat petunjuk serta nasehat dari dosen. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Sumedang, 01 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar……………………………………..…………………….. i
Daftar Isi…………………...………………...…………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................... 2
1.4 Metode Penelitian.................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan.............................................................. 2
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN...................................................... 4
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling.................................... 4
2.1.1 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli.................... 4
2.1.2 Pengertian Konseling Menurut Para Ahli........................... 5
2.2 Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan...................................5
2.3 Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling......................6
2.3.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling.....................................6
2.3.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling......................................7
2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling...........................8
2.4 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling..................................... 9
2.5 Asas Bimbingan dan Konseling............................................. 11
2.6 Pelaksanaan Observasi di SDN Kujang................................. 12
2.6.1 Profil SDN Kujang....................................................... 12
2.6.2 Tanggapan Program BK di SDN Kujang..................... 12
2.6.3 Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SDN Kujang....... 13
2.6.4 Proses Wawancara dan Observasi di SDN Kujang...... 14
2.6.5 Hasil Wawancara dan Observasi.................................. 14
a. Wawancara dan Observasi Pertama........................ 14
b. Wawancara dan Observasi Kedua........................... 20
BAB III PENUTUP................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan........................................................................... 23
3.2 Saran..................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang bermutu disekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar BAB X, Pasal 25 Ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa :
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh Guru Pembimbing”
Dalam upaya menghantarkan peserta didik yang tidak hanya menyangkut aspek akademis saja, tetapi menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual untuk persiapan menghadapi masa depan dilakukan melalaui bimbingan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 BAB X Pasal 25 Ayat 1 dan 2 tentang Pendidikan Dasar bahwa bimbingan merupakan salah satu bantuan melalui lembaga pendidikan yang diberikan oleh Guru Pembimbing atau walikelas dalam upaya untuk menemukan jati diri, mengenal lingkungan dan untuk merencanakan masa depan.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada Kurikulum Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
2. Apakah Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Dilaksanakan?
3. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar?
4. Masalah-masalah yang sering muncul di Sekolah Dasar?
1.3Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ada atau tidak ada.
2. Mengetahui apakah dilaksanakan atau tidak Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
4. Mengetahui masalah-masalah yang sering muncul pada Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
1.4Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah :
1. Studi Pustaka. (memperoleh informasi dari buku dan internet)
2. Observasi.
3. Wawancara.
1.5Sistematika Penulisan
Agar data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
2.1.1 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli
2.1.2 Pengertian Konseling Menurut Para Ahli
2.2 Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan
2.3 Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling
2.3.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling
2.3.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling
2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
2.4 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
2.5 Asas Bimbingan dan Konseling
2.6 Pelaksanaan Observasi di SDN Kujang
2.7.1 Profil SDN Kujang
2.7.2 Tanggapan Program BK di SDN Kujang
2.7.3 Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SDN Kujang
2.7.4 Proses Wawancara dan Observasi di SDN Kujang
2.7.5 Hasil Wawancara dan Observasi
a. Wawancara dan Observasi Pertama
b. Wawancara dan Observasi Kedua
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
2.1.1 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli
Dalam mendefinisikan pengertian Bimbingan, Para Ahli memiliki pengertian yang berbeda-beda. Namun memiliki kesamaan arti yaitu bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan. Berikut ini pengertian Bimbingan menurut beberapa Ahli:
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian Bimbingan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk merencanakan masa depan. Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik.. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis.
2.1.2 Pengertian Konseling Menurut Para Ahli
Pengertian konseling menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dari kedua ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapai oleh klien.
Bimbingan dan Konseling merupakan suatu pemberian pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individu atau perorangan agar mandiri dan berkembang secara optimal melalui berbagai bentuk Bimbingan guna menghadapi dan merencanakan masa depannya.
2.2 Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan
Pendidikan merupakan hal penting bagi setiap individu. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa). Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Pendidikan hanya mengajarkan pada bidang akademik dan administratif yang mungkin akan menghasikan siswa yang pintar dalam bidang akademik atau bidang administratif saja, tetapi kurang dalam aspek psikologi, sosial maupun aspek-aspek yang lainnya. Padahal dalam program Bimbingan dan Konselng banyak kompetensi-kompetensi yang perlu untuk disampaikan kepada peserta didik guna membantu dalam proses pembelajaran serta pemahaman dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa alasan mengapa pentingnya Bimbingan dan Konseling untuk seklah dasar bagi para siswa. Pertama, adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling. Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan. Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
2.3 Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling
2.3.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memadirikan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi mereka secara optimal sesuai bakat, kemapuan, minat dan nilai-nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk mencapai kebahagiaan pribadi sebagai mahluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam kehidupan masyarakat, dapat bersosialisasi dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan cita-cita.
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan umumnya, misalnya dalam proses pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan belajar, bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
2.3.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling memiliki beberapa fungsi yang hendak dipenuhi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam ruang lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah fungsi Bimbingan dan Konseling di bagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi pemahaman (Informatif), fungsi pencegahan (Preventif), fungsi perbaikan/pengobatan (Kuratif), dan fungsi developmental. Adapun penjelasan keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan pemahaman mengenai sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid. Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang diri sendiri (potensi dan kelemahan) dan lingkungan (keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya dan nilai).
b. Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang diberikan kepada murid dengan tujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan tersebut seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya.
c. Fungsi Perbaikan/pengobatan (Kuratif), yaitu layanan yang membantu murid dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap muka atau melalui pihak lain.
d. Fungsi Developmental, yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu mengembangkan keseluruhan potensiny dengan mantap dan terarah seperti memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik mungkin.
2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dikembangkan dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam empat kegiatan utama yaitu:
a. Layanan Dasar Bimbingan, yaitu layanan umum yang diperuntukkan bagi semua murid yang bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan prilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.
b. Layanan Responsif, yaitu layanan yang diarahkan untuk membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada saat itu. Layanan responsif ini bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini bersifat preventif atau mungkin kuratif.
c. Layanan Perencanaan Individual, yaitu layanan yang dimaksudkan untuk membantu murid mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pendidikan, karir, dan pribadi. Tujuan utama dari layanan ini adalah untuk membantu siswa memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan secara proaktif. Sedangkan tujuan sistem ini adalah membimbng murid untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
d. Komponen Dukungan Sistem, yaitu komponen yang berkaitan dengan aspek manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas, kerjsama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan. Dengan tujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/ penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.
2.4 Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami individu, program pelayanan, tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Adapun penjabaran mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan sasaran layanan. Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok. Setiap individu pasti berbeda-beda, misalnya dalam umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, kedudukan sosial, jabatan dan lain-lain. Secara lebih khusus yang menjadi sasaran pelayanan adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya sehingga dalam merumuskan prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan sasaran layanan sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupan sebagai berikut:
a) Bimbingan dan Konseling melayani setiap individu. Tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang unik.
c) Memperhatikan tahap-tahap perkembangan.
2. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu. Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulka masalah tertentu pada diri individu. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan program pelayanan adalah sebagai berikut:
a) Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh. Salah satu caranya dengan mengintegrasikan program bimbingan dan konseling pada setiap mata pelajaran.
b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga(misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.
c) Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai orang dewasa, disekolah misalnya dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
d) Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang teraturuntuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dari pelaksanaannya.
4. Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu :
a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d) Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan.
e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
2.5 Asas Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas-asas. Pemenuhan atas asa-asas itu akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asas Kerahasiaan
b. Asas Kesukarelaan
c. Asas Keterbukaan
d. Asas kegiatan
e. Asas kemandirian
f. Asas Kekinian
g. Asas Kedinamisan
h. Asas Keterpaduan
i. Asas Kenormatifan
j. Asas Keahlian
k. Asas Alih Tangan Kasus
l. Asas Tut Wuri Handayani
2.6 Pelaksanaan Observasi di SDN Kujang
2.6.1 Profil SDN Kujang
Nama Sekolah : SDN Kujang
Status Sekolah : Negeri
Alamat : Jln Lettu Jhoni Suhodo
Kelurahan/ Desa : Citaman
Kecamatan : Nagreg
Kab./Kota : Bandung
Provinsi : Jawa Barat
Visi : Mewujudkan pendidikan yang cerdas, kreatif, disiplin, harmonis dan bertanggung jawab sehinggan tercapai pendidikan nasional.
Misi :
· Membentuk generasi yang cerdas, taqwa, terampil dan berbudi luhur
· Meningkatkan sumber daya manusia yang mandiri, kreatif dan bertanggung jawab.
· Menjalin kerjasama yang harmonis terhadap lingkungan.
· Meraih prestasi di tingkat gugus, wilayah dan kabupaten.
2.6.2 Tanggapan Program BK di SDN Kujang
Bimbingan dan Konseling adalah bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dirinya sebagai persiapan dalam menghadapi masa depan. Menurut Bu Ayi, sebagai perwakilan dari sekolah bahwa pemberian bimbingan dan konseling kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan bimbingan dan konseling guru atau pembimbing dapat melihat permasalahan-permasalah yang dihadapi peserta didik, sehingga guru pembimbing bisa melaksanakan bimbingan. Masalah-masalah yang sering muncul dalam proses belajar mengajar, sosial maupun karir. Beliau mengutarakan beberapa masalah yang sering muncul pada peserta didik seperti:
· Belum lancar membaca, menulis menggunakan huruf besar semua, huruf yang satu dengan yang lainnya sering tertukar.
· Terlamabat mengerjakan atau menyelesaikan setiap pelajaran, sering melaun dan diam.
· Jarang menulis, kalau ditegur oleh guru baru siswa mau menulis.
· Sering tidak masuk sekolah berminggu-minggu.
· Nakan didalam kelas, mengganggu teman, sering bertengkar.
· Ribut didalam kelas.
2.6.3 Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SDN Kujang
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SDN Kujang dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pemberian bimbingan kepada peserta didik dilakukan oleh guru masing-masing kelas, karena peserta didik masih memiliki sifat miguru yaitu siswa hanya patuh dan nurut kepada guru kelasnya (Wali Kelas) masing-masing. Pemberian materi kepada peserta didik di SDN Kujang cenderung dengan cara bimbingan indiviu dengan cara pemberian nasehat yang positif, arahan-arahan untuk kelas rendah. Sedangkan pemberian bimbingan yang dilakukan kepada peserta didik kelas tinggi selain dengan cara pemberian nasehat dan arahan-arahan yang positif juga dengan ketegasan kepada peserta didik. Pemberian materi bimbingan dan konseling kepada peserta didik mengenai PBM (Proses Belajar Mengajar), budipekerti, kedesiplinan, kesehatan, kebersihan, tanggung jawab dan masalah lain yang pasti ada hubungannya dengan masalah dunia pendidikan. Berhubung dengan tidak adanya buku pedoman Bimbingan dan Konseling di SDN Kujang pemberian bimbingan kepada peserta didik berdasarkan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki setiap guru masing-masing. Pencatatan masalah setiap peserta didik yang diberi bimbingan dicatat dalam Buku Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang ada pada setiap guru yang diberikan oleh dinas pendidikan kecamatan maupun propinsi. Mengenai tatacara pengisian format dalam buku kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara mengadakan rapat yang dihadiri oleh setiap guru, kemudian kepala sekolah menjelaskan tatacara pengisian format buku kegiatan bimbingan dan konseling.
2.6.4 Proses Wawancara dan Observasi di SDN Kujang
Pada hari Jumat 21 Oktober 2011, sekitar pukul 08.00 WIB saya datang ke SDN Kujang untuk meminta izin melakukan wawancara dan observasi. Sesampainya disana saya kemudian menuju ruang guru untuk menemui kepala sekolah SDN Kujang. Kemudian saya bertemu dengan kepala sekolah dan meminta izin observasi dan wawancara, namun karena ada keperluan kepala sekolah dibisa diwawancarai dan menyuruh salah satu guru yang ada diruang guru untuk diwawancarai. Sayapun mewawancarai guru kelas 2 yang bernama Ibu Ayi Un Yani. Sekitar pukul 09.30 WIB proses wawancara selesai, sayapun berpamitan kepada setiap guru yang ada dan menyampaikan ucapan terimakasih. Namun setelah evaluasi yang dilakukan dalam proses perkuliahan bahwa hasil observasi dan wawancara menurut dosen yang bersangkutan kurang memuaskan dan seluruh mahasiswapun ditugaskan kembali untuk melakukan observasi dan wawancara. Pada observasi dan wawancara yang kedua saya mendatangi kembali SDN Kujang, kebetulan pada saat itu ibu kepala sekolah sedang ada waktu dan bersedia untuk diwawancarai.
2.6.5 Hasil Wawancara dan Observasi
a. Wawancara dan Observasi Pertama
Topik : Bimbingan dan Konseling
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
Narasumber : Ibu Ayi Un Yani., S.Pd.
Hari, tanggal : Jumat 21 Oktober 2011
Tempat : SDN Kujang
v Daftar Pertanyaan
- Apakah disekolah ibu ada pelajaran Bimbingan dan Konseling?
- Apa di Sekolah ibu ada guru khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?
- Apa ada buku panduan yang digunakan untuk Bimbingan dan Konseling?
- Mengapa tidak ada buku panduan Bimbngan dan Konseling?
- Rujukan apa yang digunakan apabila tidak ada buku panduan untuk Bimbingan dan Konseling?
- Kapan diberkan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah (Kelas 1) atau kelas tinggi?
- Bagaimana cara pemberian mataeri program Bimbingan dan Konseling pada kelas rendah dan kelas tinggi?
- Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik kelas rendah dan kelas tinggi?
- Masalah apa saja yang sering muncul pada anak kelas rendah dan anak kelas tinggi?
- Cuplikan Wawancara
Mahasiswa : Assalamualaikum Wr Wb., Bu saya Mahasiswa dari
PGSD UPI Penjas. Ingin mewawancarai mengenai Bimbingan dan Konseling di sekolah ibu mengajar. Apakah disekolah ibu ada pelajaran Bimbingan dan Konseling?
Ibu Ayi Un Yani : Oh masalah itu pada setiap sekolah pasti ada program Bimbingan dan Konseling atau BP termasuk disekolah ini tetapi kalau untuk khusus pelajaran BK di tingkat Pendidikan SD belum ada khusus pelajaran yang terkait dengan pelajaran BK.
Mahasiswa : Apa di Sekolah ibu ada guru khusus untuk program
Bimbingan dan Konseling?
Ibu Ayi Un Yani : Nah! kalau masalah guru khusus Bk ada, tetapi yang sering melakukan BK hanya Guru atau wali kelas saja karena siswa SD masih Miguru, Miguru itu istilahnya masih hanya nurut sama guru itu sendiri atau walikelas saja.
Mahasiswa : Apa ada buku panduan yang digunakan untuk Bimbingan
dan Konseling?
Ibu Ayi Un Yani : Masalah buku panduan yang digunakan di sekolah ini tidak ada tetapi program BK selalu dilakukan minimal seminggu sekali oleh walikelas atau guru yang memegang kelasnya masing-masing.
Mahasiswa : Mengapa tidak ada buku panduan Bimbngan dan
Konseling?
Ibu Ayi Un Yani : Nah! kalau masalah ini ibu sendiri kurang begitu memahami, mungkin seharusnya ada buku panduannya, ya karena masalah itu tadi di SD belum ada pelajaran BK maka buku panduannya pun mungkin belum ada, tidak tahu kalau nanti kedepannya.
Mahasiswa : Rujukan apa yang digunakan apabila tidak ada buku
panduan untuk Bimbingan dan Konseling?
Ibu Ayi Un Yani : Oh maksudnya rujukan untuk program BP di sekolah ini. Belum menggunakan buku rujukan hanya membimbing siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru itu sendiri.
Mahasiswa : Kapan diberkan Program Bimbingan dan Konseling
kepada Peserta didik? Apa dari kelas rendah (Kelas 1) atau kelas tinggi?
Ibu Ayi Un Yani : Kalau Khusus pelajaran BP tidak ada disekolah ini tetapi kalau Program pelaksanaan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik diberikan atau dilaksanakan minimal setiap seminggu sekali. Ya dilaksanakan mulai dari kelas satu sampai kelas enam.
Mahasiswa : Bagaimana cara pemberian mataeri program Bimbingan
dan Konseling pada kelas rendah dan kelas tinggi?
Ibu Ayi Un Yani : Nah cara pemberian materi atau Program BP dilakukan dengan cara bimbingan individu yaitu dengan pemberian nasehat-nasehat yang positif, arahan-arahan. Nah kalau terhadap kelas rendah dengan bujukan tidak dengan ketegasan tetapi kalau dengan kelas tinggi bisa dengan ketegasan yaitu dengan cara bimbingan sosial misalnya dengan mincari tahu latar belakang keadaan dirumahnya, keadaan orang tuanya serta lingkungan tempat tinggal siswa itu sendiri.
Mahasiswa : Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang
diberikan pada anak didik kelas rendah dan kelas tinggi?
Ibu Ayi Un Yani : Nah kalau ruang lingkup yang diberikan pada siswa yaitu mulai dari PBM (Proses Belajar Mengajar), budi pekerti, kedisiplinan, kesehatan, kebersihan pribadi, tanggung jawab dan masalah lain yang pasti ada hubungannya dengan masalah dunia pendidikan.
Mahasiswa : Masalah apa saja yang sering muncul pada anak kelas
rendah dan anak kelas tinggi?
Ibu Ayi Un Yani : Nah kalau masalah-masalah yang sering muncul pada siswa atau anak kelas rendah di SD khususnya yaitu masih manja, mereka masih harus ditunggui oleh orang tuanya sampai orang tuanya harus ikut duduk di dalam kelas kemudian ribut, nah masalah ribut didalam kelas sudah masalah biasa, bertengkar dengan teman, malas dalam menerima pelajaran tetapi sebagian kecil belum bisa bertanggung jawab. Masalah yang dihadapi kelas tinggi bertengkar, berbohong, kemudian mencoba-coba merokok, tidak disiplin, nakal, malas belajar dan masih banyak masalah lain diantaranya masih ada yang suka mencuri uang teman di sekolah atau di dalam kelas, itu selalu ada kejadian seperti itu. Kemudian sesuai dengan perkembangan jaman yang sedang marak saat ini yaitu razia Hp takut terjadi pada anak-anak menyimpan gambar-gambar yang akan merusak moral anak didik sebagai penerus bangsa yang masih banyak membawa Hp ke sekolah padahal sudah diperingatkan, anak sekolah tidak diperbolehkan membawa Hp ke sekolah.
Mahasiswa : Terima Kasih bu atas waktunya semoga sekolah ibu
semakin maju dan siswa-siswinya semakin berprestasi.
- Pokok-pokok Informasi Wawancara
- Adanya Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
- Guru yang menangani Program Bimbngan dan Konseling di Sekolah Dasar.
- Buku panduan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
- Waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
- Cara pemberian Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik di Sekolah Dasar.
- Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
- Masalah-masalah yang sering muncul pada siswa SD.
- Hasil Wawancara
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar memang ada. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling belum ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling ada tetapi lebih ditangani oleh wali kelas masing-masing kelas. Buku panduan yang digunakan tidak ada, tetapi saya menemukan Buku Pedoman Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar Kurikulum 2004, walaupun begitu program Bimbingan dan Konseling selalu dilakukan minimal seminggu sekali. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilakukan hanya membimbing siswa melalui kemampuan dan pengalaman guru-guru itu sendiri. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik diberikan atau dilakukan minimal setiap seminggu sekali, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Pemberian materi atau bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara bimbingan individu, yaitu dengan pemberian nasehat-nasehat dan arahan-arahan. Pemberian Bimbingan dan Konseling pada anak kelas rendah dengan cara bujukan sedangkan pemberian Bimbingan dan Konseling pada anak kelas tinggi bisa dengan cara ketegasan, bimbingan sosial misalnya dengan mencari tahu latar belakang keadaan dirumahnya, keadaan oran tuanya dan keadaan lingkungan disekitar rumahnya. Pemberian materi Bimbingan dan Konseling mulai dari masalah PBM (Proses Belajar Mengajar), budi pekerti, kedisiplinan, kesehatan, kebersihan dan tanggung jawab yang bisa diintegrasikan dalam pembelajaran seluruh mata pelajaran. Pemberian materi pendidikan budi pekerti dalam bimbingan dan konseling meliputi pengembangan kebiasaan hidup sehari-hari berkenaan dengan lingkungan siswa baik fisik, personal, moral maupun spiritual. Antara lain seperti kebiasaan belajar, menepati peraturan sekolah dan tata tertib, hubungan dengan guru, hubungan dengan teman, tata krama dan kegiatan dirumah, dan kepentingan umum misalnya berlalu lintas, kebersihan dan pemeliharaan lingkungan.
Kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan bahwa Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ada namun tidak adanya buku panduan pelaksanaa Bimbingan dan Konseling di sekolah, padahal pada Kurikulum 2004 ada buku Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
b. Wawancara dan Observasi Kedua
Topik : Bimbingan dan Konseling
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
Narasumber : Tuti Ganwati., S.Pd.
Hari, tanggal : Sabtu 3 Desember 2011
Tempat : SDN Kujang
- Daftar Pertanyaan
1. Apakah di sekolah ibu ada buku Pedoman Kurikulum Bimbingan dan Konseling?
2. Apabila tidak ada, dari mana Buku Kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan muncul?
3. Bagaimana cara penyampaian Program Bimbingan dan Konseling untuk siswa kepada guru?
4. Apa yang digunakan sebagai pedoman jika Buku Pedoman Kurikulum Bimbingan dan Konseling tidak ada?
5. Apakah sekolah atau setiap guru mempunyai inisiatif untuk membuat buku Pedoman Program Bimbingan dan Konseling?
6. Apakah setiap guru sering mengikuti penataran atau pelatihan mengenai Bimbingan dan Konseling?
- Cuplikan Wawancara
Mahasiswa : Assalammualaikum Wr.,Wb.,
Narasumber : Waalaikumsalam Wr.,Wb.,
Mahasiswa : Nama saya Syamsul Rijal dari UPI Penjas ingin mewawancarai
mengenai program BK di sekolah yang ibu pimpin.
Narasumber : Oh ya... silahkan langsung saja.
Mahasiswa : Baik bu, pertanyaan yang pertama apakah di sekolah ibu ada
kurikulum pedoman bimbingan dan konseling?
Narasumber : Oh... kebetulan mengenai buku kurikulum atau pedoman Bk di
sekolah ini belum ada.
Mahasiswa : Apabila tidak ada, dari mana buku kegiatan bimbingan dan
konseling muncul?
Narasumber : Kalau mengenai Buku Kegiatan BK yang ada pada setiap guru,
itu dikirim dari Dinas P&K Kecamatan, tapi inipun bukan berupa buku pedomannya hanya buku yang berisi format-format untuk melaksanakan atau mencatat siswa-siswa yang perlu diberi BK.
Mahasiswa : Bagaimana cara menyampaikan Bimbingan dan Konseling untuk
siswa kepada guru?
Narasumber : Untuk menyampaikan bimbingan dan konseling untuk siswa
kepada guru, ya diberikan melalui rapat-rapat guru, kepala sekolah membahas hal-hal yang berhubungan dengan BK.
Mahasiswa : Apa yang digunakan sebagai pedoman jika kurikulum pedoman
bimbingan dan konseling tidak ada?
Narasumber : Pedoman yang digunakan yaitu sebagian besar berdasarkan
pengalaman dan kemampuan guru-guru bekal dari masa sekolah dulu. Jadi, tanpa sebuah pedoman yang berupa bukupun guru dapat melakukan atau melaksanakan BK kepada semua siswa.
Mahasiswa : Apakah sekolah atau setiap guru mempunyai inisiatif untuk
membuat program BK sendiri?
Narasumber : Kalau mengenai hal ini, alhamdulillah ya! Semua guru tanpa
programpun sudah secara otomatis berinisiatif membuat program BK sendiri serta melaksanakannya.
Mahasiswa : Apakah setiap guru sering mengikuti penataran atau pelatihan
BK?
Narasumber : Mengenai penataran secara khusus untuk program BK belum ada
atau belum pernah sama sekali. Hanaya penataran program lain saja yang sering dilakukan.
Mahasiswa : Mungkin pertanyaan tadi pertanyaan yang terakhir bu!,
terimakasih bu atas waktunya dan bersedia di wawancarai. Wasalammualaikum Wr.,Wb.
Narasumber : Iya! Sama-sama, Waalaikumsalam Wr.,Wb.
- Hasil Wawancara
1. Buku Kurikulum atau Pedoman Bimbingan dan Konseling di SDN Kujang belum ada.
2. Buku Kegiatan dan Penyuluhan yang ada pada setiap guru berasal dari Dinas P&K Kecamatan, tapi bukan berupa buku pedomannya. Hanya berupa format-format untuk melaksanakan atau mencatat siswa-siswa yang diberi Bimbingan dan Konseling.
3. Penyampaian bimbingan dan Konseling untuk siswa kepada guru melalui rapat-rapat guru, kepala sekolah membahas hal-hal yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling.
4. Pedoman yang digunakan apabila Buku Pedoman Bimbingan dan Konseling tidak ada berdasarkan pengalaman dan kemampuan guru-guru bekal dari masa sekolah.
5. Tanpa pedoman Buku Bimbingan dan Konseling pun guru-guru sudah secara otomatis ber inisiatif membuat Program Bimbingan dan Konseling sendiri serta melaksanakannya.
6. Guru-guru belum pernah mengikuti penataran yang khusus mengenai program Bimbingan dan Konseling.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan observasi dan wawancara mengenai program bimbingan dan konseling disekolah dasar bahwa program bimbingan dan konseling disetiap sekolah itu ada, tetapi kebanyakan sekolah belum memiliki buku pedoman bimbingan dan konseling. Meskipun belum adanya buku pedoman bimbingan dan konseing kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut tetap dilaksanakan dengan diintegrasikan pada setiap mata pelajaran. Pemberian bimbingan dilaksanakan oleh guru masing-masing berdasarkan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh guru masing-masing. Pemberian bimbingan dan konseling kepada peserta didik dilaksanakan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pemberian materi bimbingan dan konseling kepada peserta didik mengenai PBM (Proses Belajar Mengajar), budipekerti, kedesiplinan, kesehatan, kebersihan, tanggung jawab dan masalah lain yang pasti ada hubungannya dengan masalah dunia pendidikan. Masalah-masalah yang muncul di setiap kelaspun bervariasi mulai dari masalah proses belajar mengajar sampai masalah yang dihadapinya dirumahnya.
3.2 Saran
Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar sangatlah penting. Selain sebagai bantuan yang diberikan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik juga sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri. Maka sekolah diharapkan bisa menganalisa betapa pentingnya bimbingan dan konseling bagi anak SD. Diharapkan sekolah memmiliki ruangan khusus untuk pelaksanaan bimbngan dan konseling selain itu sekolah diharapkan bisa memiliki guru atau tenaga kependidikan khusus yang melaksanakan bimbingan dan konseling selain guru masing-masing kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Kurikulum. 2004. Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Juntika Nurihsan, Achmad.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Refika Aditama.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/
http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm
dalam.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar